Wa qālū yā ayyuhas-sāḥirud‘u lanā rabbaka bimā ‘ahida ‘indak(a), innanā lamuhtadūn(a).
Mereka berkata, “Wahai penyihir,*) berdoalah kepada Tuhanmu untuk (melepaskan) kami sesuai dengan apa yang telah dijanjikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya kami benar-benar akan menjadi orang-orang yang mendapat petunjuk.”
*) Kata penyihir tidak mereka gunakan untuk tujuan menghina, tetapi justru untuk menghormati karena mereka sangat mengagungkan ilmu sihir.