وَلَوْلَآ اَنْ تُصِيْبَهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۢبِمَا قَدَّمَتْ اَيْدِيْهِمْ فَيَقُوْلُوْا رَبَّنَا لَوْلَآ اَرْسَلْتَ اِلَيْنَا رَسُوْلًا فَنَتَّبِعَ اٰيٰتِكَ وَنَكُوْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ ٤٧

Wa lau lā an tuṣībahum muṣībatum bimā qaddamat aidīhim fayaqūlū rabbanā lau lā arsalta ilainā rasūlan fanattabi‘a āyātika wa nakūna minal-mu'minīn(a).
Seandainya saja saat ditimpa azab karena apa yang mereka kerjakan mereka tidak berdalih dengan mengatakan, “Ya Tuhan kami, mengapa Engkau tidak mengutus seorang rasul kepada kami agar kami mengikuti ayat-ayat-Mu dan termasuk orang-orang mukmin?” (Maka, tidak akan ada rasul yang diutus.)