وَلَمَّا رَاَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْاَحْزَابَۙ قَالُوْا هٰذَا مَا وَعَدَنَا اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ وَصَدَقَ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ ۖوَمَا زَادَهُمْ اِلَّآ اِيْمَانًا وَّتَسْلِيْمًاۗ ٢٢
Wa lammā ra'al-mu'minūnal-aḥzāb(a), qālū hāżā mā wa‘adanallāhu wa rasūluhū wa ṣadaqallāhu wa rasūluh(ū), wa mā zādahum illā īmānaw wa taslīmā(n).
Ketika orang-orang mukmin melihat golongan-golongan (yang bersekutu) itu, mereka berkata, “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya*) kepada kita.” Benarlah Allah dan Rasul-Nya. Hal itu justru makin menambah keimanan dan keislaman mereka.
*) Yang dijanjikan Allah Swt. dan Rasul itu adalah kemenangan setelah mengalami kesukaran.